Oleh : KH. Arif Rahman Hakim (Ketua MUI Kecamatan Pancoran Mas)
MUIPancoranmas.com- Pemaaf (al-Afwu): yaitu sifat pemaaf yang tumbuh karena sadar bahwa manusia bersifat dho’if tidak lepas dari kesalahan dan kekhilafan. Dengan rahmat dari Allah, maka Rasulullah SAW berlapang dada memaafkan sahabat-sahabatnya yang pernah bersalah.
Islam mengajarkan untuk saling memaafkan dan memberikan maaf sebagaimana keutamaan memaafkan orang lain .
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنـْهُمْ وَاسْتـَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الأمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فـَتـَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتـَوَكِّلِينَ
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.
QS. Ali-Imran (3): 159.
Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
ما نَقصت صدقة من مال، وما زاد الله عبدًا بعفو إلا عزَّا، وما تواضع أحد لله إلا رفعه الله
Tidak berkurang harta disebabkan bershodaqoh dan tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba dengan pemaafannya kecuali kemuliaan. Dan barang siapa merendahkan diri kepada Allah, niscaya Allah mengangkatnya”.
Orang yang baik itu adalah orang mampu memaafkan orang lain. Karena memaafkan itu adalah salah satu sifat yang mulia. memaafkan itu adalah kemuliaan diri sebagai ciri orang yang bertakwa. Karena itu, lapangkan hati untuk memaafkan orang yang pernah menyakiti dan mendzolimi diri kita. Yuk berani meminta maaf dan ikhlas memberi maaf terhadap sesama. Karena tidak ada balasan dari sifat memaafkan kecuali kemuliaan di sisi Allah. karena kita hidup hanya menginginkan ridho Allah.
Komentar