oleh

Promosi Allah Dibalik Kelahiran Nabi Muhammad SAW

-Majalah-718 views

Oleh : Rohmat Rospari, SE.MM

(Anggota Komisi Kerukunan Beragama MUI Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok )

 

Sekilas, jika diamati, tidak ada hubungannya antara maulid Nabi Muhammad Saw dengan “promosi”. Namun perlu diakui bahwa maulid Nabi Muhammad Saw yang rutin dilaksanakan tiap tahun oleh seluruh umat Islam di Indonesia bahkan dunia, tidak lepas dari promosi Allah terhadap kelahiran/kedatangan Nabi Muhammad Saw.

Promosi itu sendiri dalam ilmu pemasaran merupakan suatu usaha dari pemasar dalam menginformasikan dan mempengaruhi orang atau pihak lain sehingga tertarik untuk melakukan transaksi atau pertukaran produk, barang, atau jasa yang dipasarkannya. Tujuan seseorang mempromosikan sesuatu agar apa yang dijual bisa diterima oleh pembeli.

Terkait dengan promosi Allah terhadap kelahiran/kedatangan Nabi Saw, ialah bahwa Allah Swt telah menginformasikan akan datangnya Nabi akhir zaman kepada beberapa nabi sebelum Nabi Muhammad Saw. Tujuannya agar informasi ini bisa diterima oleh umat para nabi terdahulu hingga umat muslim saat ini dan yang akan datang. Beberapa bentuk promosi Allah tersebut tercantum dalam Al-Qur’an serta hadits.

Dalam Al-Qur’an Surat As shaf ayat 6 Allah Berfirman :

وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُم مُّصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِن

بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ فَلَمَّا جَاءهُم بِالْبَيِّنَاتِ قَالُوا هَذَا سِحْرٌ مُّبِينٌ

“Dan ingat pulalah ketika Isa, putera Maryam berkata, ‘Hai Bani Israil, aku ini adalah utusan Allah kepadamu, aku membenarkan kitab-kitab yang turun sebelumku berupa Taurat, dan membawa berita gembira dengan akan datangnya seorang Rasul sesudahku bernama Ahmad (Muhammad). Tatkala Rasul itu telah berada di kalangan mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka katakan, ‘Ini nyata-nyata sihir!” (QS. Ash-Shaf 61 : 6).

Ayat tersebut secara tidak langsung adalah bentuk promosi Allah kepada Nabi Isa As dan umatnya (Bani Israil) akan kedatangan Nabi Muhammad Saw untuk menyempurnakan ajaran yang belum sempurna dari kitab terdahulu; Taurat, Zabur, Inji yang dilengkapi/disempurnakan dengan kitab terakhir yaitu Al-Qur’an . Sayangnya promosi Allah ini disikapi pro dan kontra oleh Bani Israil. Mayoritas Ahli kitab dari kaum Yahudi dan Nasrani berusaha menutupi promosi ini. Mereka kecewa karena Nabi Akhir Zaman bukan dari bani Israil, melainkan dari Bani Ismail.

Bentuk promosi Allah lainnya yaitu tentang keinginan Nabi Musa As menjadi umat Nabi Muhammad Saw, sebagaimana diceritakan dalam sebuah hadits riwayat Abu Na’im dari Abu Hurairah, “Sesungguhnya Musa As, ketika diturunkan kepadanya kitab Taurat lalu ia membacanya, ternyata ia menjumpai di dalamnya sebutan tentang umat ini (umat Muhammad Saw). Kemudian ia berkata, “Wahai Rabb-ku, aku menjumpai di dalam Lauh – Lauh Taurat ini suatu umat, mereka senantiasa memenuhi perintah-Mu dan do’anya dikabulkan. Jadikanlah mereka itu umatku.” Allah Swt berfirman, “Itu adalah umat  Ahmad (Muhammad Saw)”.

Musa berkata, “Wahai Rabb-ku, aku menjumpai di dalam Lauh – Lauh Taurat suatu umat yang kitab suci mereka dihafalkan di dalam dadanya, sehingga mereka dapat membacanya tanpa melihatnya, maka jadikanlah mereka itu umatku.”Allah berfirman, “Itu adalah umat  Ahmad”.

“Wahai Rabb-ku, aku menjumpai di dalam Lauh – Lauh Taurat ini suatu umat yang diperbolehkan memakan harta fai,  maka jadikanlah mereka itu umatku.” Allah berfirman, “Itu adalah umat  Ahmad”.

“Wahai Rabb-ku, aku menjumpai di dalam Lauh – Lauh Taurat ini suatu umat yang memasukkan sedekah ke dalam perut mereka namun mereka tetap mendapat pahala, maka jadikanlah mereka itu umatku.” Allah berfirman, “Itu adalah umat  Ahmad”.

“Wahai Rabb-ku, aku menjumpai di dalam Lauh – Lauh Taurat ini suatu umat bila seseorang dari mereka berniat melakukan suatu kebaikan dan ternyata ia tidak melakukannya, maka dicatatkan baginya satu kebaikan, dan jika ia mengerjakannya maka dicatatkan baginya sepuluh kebaikan, maka jadikanlah mereka itu umatku.” Allah berfirman, “Itu adalah umat  Ahmad”

“Wahai Rabb-ku, aku menjumpai di dalam Lauh – Lauh Taurat ini suatu umat bila seseorang dari mereka berniat melakukan suatu keburukan, lalu ia tidak melakukannya, tidak dicatatkan apapun baginya, dan jika ia melakukannya dicatatkan baginya satu keburukan, maka jadikanlah mereka itu umatku.”Allah berfirman, “Itu adalah umat  Ahmad”.

“Wahai Rabb-ku, aku menjumpai di dalam Lauh – Lauh Taurat ini suatu umat yang dianugerahi ilmu orang-orang terdahulu dan orang-orang kemudian, lalu mereka memerangi generasi-generasi kesesatan dan Al Masih Ad Dajjal, maka jadikanlah mereka itu umatku.”Allah berfirman, “Itu adalah umat  Ahmad”.

Musa berkata, “Wahai Rabb-ku, kalau demikian jadikanlah diriku termasuk umat Muhammad.”

Akhirnya Nabi Musa As pada saat itu dianugerahi pengertian melalui firman Allah; “Hai Musa, sesungguhnya Aku telah memilihmu di atas semua manusia untuk menerima risalah-Ku dan diajak berbicara langsung dengan-Ku, maka terimalah apa yang Aku anugerahkan kepadamu dan jadilah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur!” Musa menjawab, “Sesungguhnya sekarang aku ridha.”

Bentuk promosi Allah lainnya yaitu terhadap umat Islam sering  kita dengar ketika Shalat Jum’at yaitu :

إِنَّ اللَّهَ وَ مَلَئكتَهُ يُصلُّونَ عَلى النَّبىّ‏ِ يَأَيهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صلُّوا عَلَيْهِ وَ سلِّمُوا تَسلِيماً

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi; wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu kepadanya dan ucapkan salam kepadanya.” (QS. Al-Ahzab/33: 56)

Ayat tersebut seolah menegaskan bahwa Allah Swt tidak hanya mempromosikan Nabi Muhammad Saw kepada nabi dan umat terdahulu, tetapi Allah juga mempromosikan Nabi Muhammad Saw kepada umatnya agar selalu mengingat Allah dan Rasul-Nya dengan bershalawat kepadanya. Shalawat tersebut diawali dengan permohonan kepada Allah terlebih dahulu.

Berbagai bentuk promosi Allah terhadap kelahiran/kedatangan Nabi Muhammad Saw yang ditempuh Allah telah mempengaruhi umat sebelum dan sesudah Nabi Muhammad sendiri hingga sekarang. Dikatakan mampu mempengaruhi umat sebelum Nabi Muhammad Saw karena,  walaupun mayoritas ahli kitab dari Yahudi dan Nasrani berusaha menyembunyikan promosi ini,  namun mereka penasaran menanti dan menunggu kelahiran/kedatangan beliau Saw.

Adapun pengaruh promosi Allah terhadap umat Islam sejak abad IV Hijriah ketika Khalifah Shalahuddin Al-Ayyubi, melalui Abu Said al-Qakburi, hingga dirayakannya maulid Nabi Saw seperti sekarang, bertujuan untuk membangkitkan kecintaan kepada beliau, serta meningkatkan semangat juang umat untuk bangkit dari segala penjajahan, baik berupa penjajahan pemikiran, ekonomi, sosial dan politik. Wallahu a’lam bishawab.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed